Minggu, 15 Desember 2013

contoh resensi novel



DISUSUN OLEH
                                     USNA MARIANI
NIM : 1214015009
SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2012

Judul                     : Aku Mencintainya Mama
Penulis                 : Fredy .S.
Penerbit              : Bintang Indonesia, Jakarta
Cetakan               : Pertama tahun 1999
Tebal buku          : 128 halaman

SINOPSIS
Novel ini menceritakan tentang seorang lelaki kaya raya, tampan, dan punya segalanya,  yang di idolakan para gadis di sekolahnya karena parasnya yang begitu tampan. Sehingga siapa saja yang melihatnya akan terpana dengan paras wajahnya yang begitu tampan. Dia bernama Rian, Rian yang selalu saja bertingkah usil suka menggoda para gadis, namun semua itu berubah ketika dia bertemu dengan seorang gadis yang bernama Tias seorang gadis cantik yang membuat Rian jatuh cinta pada pandangan pertama, dia pula yang membuat Rian berubah menjadi lelaki pendiam dan tak lagi menggoda tiap gadis-gadis yang berpapasan dengannya. Baik di jalan mau pun gadis di sekolahnya.
Saat pertemuan di mall dimana kejadiannya Tias begitu jutek dan kesal ketika Rian menggodanya, dengan sikap usilnya. Wanita manis ini mengancam jika Rian masih saja menggodanya dan tak memberinya jalan untuk pulang dia akan berteriak. Rian pun segera menyingkir, dalam wajah yang masih terpana dengan kecantikan wanita manis ini. Yang dianggapnya mirip dengan artis Sandra Dewi.
Karena rasa penasaran Rian dan terlebih-lebih wanita ini telah membuatnya merasakan cinta pandangan pertama untuk pertama kalinya, yang membuat Rian menjadi murung tak lagi menggoda gadis manapun. Perasaan gelisah dan penasaran ini yang membuat Rian gelisah ingin tau lebih banyak dan kenal lebih dekat dengan wanita itu. Namun apa  daya Rian, namanya saja Rian pun tak tahu. Akhirnya Rian memutuskan untuk menunggu terus setiap pulang sekolah, di tangga mall tempat Rian bertemu dengan wanita manis yang membuatnya menjadi tak karuan. Tapi sayangnya dia tak juga menjumpai gadis itu.
Hingga suatu hari ketika dia menunggu di mall ada seorang wanita paroh baya yang kecopetan , Rianlah yang menolong  wanita paroh baya itu, yang tak lain wanita itu adalah ibu dari gadis yang dicari-carinya selama ini. Wanita paroh baya itu mengajak Rian ke rumahnya, Rianpun menurut namun betapa kagetnya Rian ternyata wanita yang dicarinya selama ini ada di rumah yang dia datangi sekarang. Dirumah inilah Rian mengetahui  wanita itu telah memiliki seorang anak, dari perbuatan sopir taksi yang telah menodainyai. namun rasa cinta Rian tak berubah dia mengatakan cinta kepada Tias bahwa dia mencintainya dengan tulus. Di sisi lain pula Tias  memang merasakan rasa cinta yang sama kepada Rian. Dan akhirnya mereka pun menjalin hubungan berpacaran.
Namun cinta mereka tak berjalan mulus, karena ibu Rian tak merestui hubungan mereka karena Status Tias yang telah memiliki anak namun belum menikah. Tetapi cerita cinta mereka berakhir bahagia. Rian dan Tias,bersatu dengan  iringanrestu orangtua mereka termasukibu Rian yang luluh hatinya karena kebaikan hati dan ketulusan Tias. 

TEMA
Apabila anda menyerah untuk mendapatkan sesuatu maka di saat itulah anda telah gagal.

TOKOH DAN PENOKOHAN
1.                                    Rian                       :
a.       Rian anak yang tampan. Bukti pendukung ada pada halaman 7 dan 8, paragraf 3.
ð  Gadis mana sih, yang tidak akan merasa senang dan tersanjung, kalu disapa dengan kalimat pujian oleh pemuda setampan Rian.
b.      Anak dari tentara berpangkat Mayor, sementara ibunya seorang guru di sebuah SMP favorit. Rian berasal dari keluarga yang berada.
c.       Suka menggoda wanita. Bukti pendukung ada pada halaman 7, paragraf 2.
ð  Sepanjang perjalanan dari lantai dasar ke lantai tiga, tak henti-hentinya jika bertemu dengan anak gadis, Rian menggoda mereka dengan sapaan-sapaan jailnya.
d.      Tidak mudah putus asa. Bukti pendukung ada pada halaman 13, paragraph 2
ð  “Mau ngapain?” Tanya Seno
“Aku ingin kenalan.”
“Aduh, Rian… tadi kan kamu dengar sendiri, kalau dia tidak mau berkenalan ama kamu,” kata Andri.
“Aku tidak perduli. Aku harus mengenal siapa namanya…!”
Usai berkata begitu, tanpa menunggu reaksi ketiga temannya, Rian langsung berlari kea rah pintu keluar mall dimana tadi gadis itu menuju. Dan sesampainya di luar, Rian pun berusaha menemukan gadis itu. Namun meski dia sudah berjalan kesana-kemari di depan mall itu, tetap saja dia tidak berhasil menemukannya.
e.      Suka menolong. Bukti pendukung ada pada halaman 43, paragraf 2.
ð  Rian memang suka iseng dan menggoda gadis. Namun dia juga sangat perduli pada orang lain, terutama orang yang sedang mengalami kesusahan. Bukan hanya sekali saja Rian menolong orang , tetapi sering. Dan karena rasa kepeduliannya terhadap sesama itu, membuat Rian seketika menghentikan langkahnya begitu mendengar suara seorang ibu menjerit meminta tolong.
2.                                  Tias                        :
a.          Tidak yakin. Bukti pendukung ada pada halaman 31, paragraf 1.
ð  “Bagaimana kalau dia kecewa setelah tau siapa Tias yang sebenarnya, Bu?”
“Ya sudah. Itu berarti dia tidak tulus mencintaimu. Ibu yakin, kalau cintanya padamu tulus, pasti dia akanmau menerima kamuapa adanya.”
“Tias belum berani, Bu.Tias belum siap menghadapi kenyataan yang bakal terjadi
3.                                   Ibu Rian                    :
a.       wanita yang baik tetapi orang yangtak mau dipandang remeh. Bukti pendukung ada pada halaman 80 paragraf 3
ð  “Mama pun tidak menyalahkannya, Ria. Mama tahu dia memanggadis baik. Tapi ya Tuhan… apa nanti kata keluarga mama dan keluarga papamu. Kalau sampai mereka tahu kamu berhubungan dengan gadis yang sudah punya anak? Mama tidak bisa membayangkan bagaimana sikap keluarga kita jika hal itu terjadi, Rian…”
4.                                    Ibu Tias                 :
a.       Wanita yang bijaksana. Bukti pendukung ada pada halaman
ð  “Ya sudah, kalau begitu jangan memaksakan diri. Dan sebaiknya kamu jangan terlalu  memikirkannya . Kalau dia memang jodohmu, dan perasaan  cintanya padamu tulus, ibu yakin suatu saat dia pasti akan menemuimu
5.                                    Ibu Seno              :
a.       Wanita yang perhatianbukti pendukung ada pada halaman
ð  “Jangan berbohong, Rian. Itutidak baik…”kata ibu Seno. “Dari wajahmu, Tante bisa tahu kalau kamu sedang punya masalah. Katakana pada Tantedan Om, ada apa sehingga kamu malam-malam kemari?”
b.      Bijaksana bukti pendukung ada pada halaman 91 paragraf 3
ð  “Ya, semula mamamu tak tahu kalau Tias sudah punya anak. Dan begitu mamamu tahu gadis itu sudah punya anak, tentu saja mamamu Shock. Sehingga mamamu pun jadi tak bisa  berpikir secara jernih, karena mamamu belum bisa menerima kenyataan yang ada…..” tutur ibu Seno berusaha menjelaskan.
6.                                    Ayah Rian            :
a.       Lelaki yang bijaksana. Bukti pendukung ada pada halaman 115, paragraf 4.
ð  “Jangan kamu merendahkan dirimu, Tias. Bapak menilai, kamu pun gadis baik. Cinta kasihmu tulus dan suci. Hatimu bersih. Apa yang terjadi padamu, bukan kesalahanmu. Tak seorang pun yang ingin mengalami hal seperti yang kamu alami, Tias…”
7.                                  Ayah Seno          :
a.       adalah bawahan ayah Rian di kesatuan militer bukti pendukung ada pada halaman 86 paragraf 1
ð  apalagi hubungan keluarga mereka dengan keluarga Rianto  juga baik. Maklumlah, ayah Rianto adalah atasan ayah Seno di kesatuan
8.                                  Andri                     :
a.       Setia kawan. Bukti pendukung ada pada halaman 8, paragraf 1.
ð  Mereka tahu sikap Rian, jadi bagi mereka apa yang dilakukan oleh pimpinan mereka sudah biasa. Bahkan bukan sekali dua kali mereka harus berantem dengan orang lain, karena si gadis yang digoda oleh Rian mengadu pada cowoknya.
b.      Anak orang berada. Bukti pendukung ada pada halaman 8, paragraph 2.
ð  Andri, ayahnya seorang pengacara, sementara ibunya seorang bidan.
9.                                    Rudi                       :
a.       Setia kawan. Bukti pendukung ada pada halaman 8, paragraf 1.
ð   Mereka tahu sikap Rian, jadi bagi mereka apa yang dilakukan oleh pimpinan mereka sudah biasa. Bahkan bukan sekali dua kali mereka harus berantem dengan orang lain, karena si gadis yang digoda oleh Rian mengadu pada cowoknya.
b.      Anak orang berada. Bukti pendukung ada pada halaman 8, paragraph 2.
ð  Rudi, ayahnya seorang polisi berpangkat IPTU.
1                       Seno                      :
a.       Setia kawan. Bukti pendukung ada pada halaman 8, paragraf 1.
ð  Mereka tahu sikap Rian, jadi bagi mereka apa yang dilakukan oleh pimpinan mereka sudah biasa. Bahkan bukan sekali dua kali mereka harus berantem dengan orang lain, karena si gadis yang digoda oleh Rian mengadu pada cowoknya.
b.      Anak orang berada. Bukti pendukung ada pada halaman 8, paragraph 2.
ðSeno misalnya. Ayahnya seorang tentara berpangkatLetnan Satu.

ALUR CERITA      : Flashback (maju mundur) bukti pendukungnya ada pada halaman 39 yaitu
 sepeninggalan Rian ,wanita separoh baya itu termenung seorang diri. Pikirannya masih terus memikirkan perubahan sikap Rian.dan tiba-tiba dia jadi teringat,kalau anaknya meski sudah kelas tiga SMA, namun belum punya pacar. Padahal, anak lelaki seusia Rian, sudah pacaran . Bahkan yang baru duduk di bangku SMP saja sudah pacaran.
Ingat akan hal itu, seketika dia ingat pada seorang gadis cantik yang pernah menolongnya. Waktu itu, karena meleng, dia hampir saja tertabrak kendaraan saat menyeberang jalan. Beruntung, seorang gadis cantik berseragam SMA dengan cepat memeluk dan menariknya ke tepi. Kalau tidak, mungkin dirinya sudah tak bernyawa lagi. Gadis cantik itu sendiri harus mengalami luka-luka di siku tangan dan lututnya. Bahkan bajunya robek dan kotor karena menyelamatkannya.

Eksposisi             : halaman 5 pada bagian 1 yang isinya,  siang dengan panasnya yang terik, tidak mampu mencegah lima orang anak muda yang masih mengenakan seragam SMA kebut-kebutan di jalan raya dengan sepeda motor mereka. Kelima pemuda itu adalah Rian dan teman-teman sekolahnya. Mereka memang dikenal bandel dan suka kebut-kebutan di jalan raya. Maklumlah, mereka anak-anak orang kaya. Dengan tanpa menghiraukan  panas teriknya matahari siang , mereka melesat dengnan kencang, saling berlomba untuk menentukan siapa yang paling cepat sampai.

Konflik                 : halaman 49 pada bagian 5 yang isinya, setelah ibu Tias pergi, Rian pun duduk. Begitu halnya dengan Tias, dia pun duduk di depan Rian. Untuk sesaat keduanya sama-sama diam. Rian dengan tanpa rasa jemu memandangi wajah cantik Tias, sementara gadis itu justru menundukkan kepala,seakan tak beraniberadu pandang dengan Rian. Sungguh berbeda sekali dengan sikapnya saatpertama kali Rian bertemu dengannya.
“Tias..”
“Ya?”
“Kamu tahu… semenjak pertama kali kita bertemu, tak sekejap matapun aku bias melupakanmu. Kemana dan dimana pun aku berada, aku selalu teringat padamu. Sampai-sampai aku hampir gila karena terus memikirkanmu. Hampir tiap hari, aku pergi ke mall. Aku berharap bisa kembali bertemu denganmu. Aku tak tahu, apakah ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama? Sebab selama ini, jujur aku belum pernah mengalami apa itu yang namanya jatuh cinta”
Tias menghela nafas panjang
“Rian…”
“Ya?”
“Maafkan sikapku waktu itu.”
“Tidak apa-apa. Akulah yang salah…”
“Rian…”
“Ya?”
“Jujur saja,sebenarnya aku pun merasakan hal yang sama sebagaimana yang kamu rasakan. Meski di mulut waktu itu aku berkata kasar padamu, tetapi sebenarnya dalam hati aku pun menyukaimu. Bahkan setelah kejadian di mall, aku jadi seringgelisah sendiri karena memikirkanmu.”
“Kalau memang begitu, kenapa kamu tidak menemui aku? Padahal aku yakin, kamu tentu tahubagaimana perasaanku. Dan aku yakin, kamu pasti tahu aku sering dating ke mall dengan harapan bisa bertemu denganmu…”
“Itulah masalahnya, Rian.”
“Maksudmu?”
“Aku takut…”
“Takut?”
Tias mengangguk.
“Apa yang kamu takutkan? Aku…?”
“Bukan, bukan kamu. Kalau aku takut padamu, mana mungkin aku menaruh perasaan kepadamu?”
“Lalu apa yang kamu takutkan?”
“Banyak, Rian. Banyak…”
“Jelaskan padaku agar aku tahu..!”
“Pertama, perbedaan status social kita. Aku yakin, kamu anak orang kaya. Sementara aku…”
“Aku tak perduli akan hal itu, Tias. Aku hanya tahu, bahwa aku suka padamu dan aku jatuh cinta padamu pada pandangan pertama. Persetan dengan kekayaan orangtuaku. Itu milik mereka, buksn milikku. Aku tak perduli akan hal itu…” tegas Rian .”Ada yang lain?”
“Ya”
“Katakan…”
Belum juga Tias menjawab, dari dalam terdengar suara tangis bayi.
“Bayi siapa itu?” tanya Rian.
“Anakku…” desah Tias lirih terdengar pilu.”
“Anakmu?” ulang Rian dengan kening mengerut dan wajah menunjukkan ketidak mengertian.
“Ya.”
“Maksudmu?”
“Itulah yang ingin kuberitahu padamu, Rian. Aku sudahpunya anak…”
“Tapi…aku rasa usiamu sebaya denganku.”
“Memang.”
“Kamu sudah menikah?”
Tias menggeleng.
“Tapi…” Rian jadi bingung dan tak mengerti sendiri dengan apa yang kini dihadapinya. Gadis yang dikagumi dan dicintainya sudah punya seorang bayi. Tetapi Tias mengatakan kalau dirinya belum menikah. Ah, bagaimana mungkin wanita yang belum menikah sudah punya anak?
“Kamu heran bukan?”
“I…iya. Maukah menjelaskannya padaku?”
“Memang aku akan menjelaskannya padamu, sebabaku berharap setelah akmu tahu siapa aku yang sebenarnya, kamu tidak lagi memuja apalagi mengharapkanku,” desah Tias.
“Ceritakanlah…”
Sejenak Tias terdiam. Matanya pun mulai berkaca-kaca, seakan dia berusaha membendung airmata yang hampir tumpah. Airmata kepiluan dan kesedihan. Kemudian dengan suara  agak terisak, Tias pun berkata, “Aku baru duduk di bangku kelas satu SMA, ketika petaka itu terjadi. Hari itu, aku yang di ajak oleh temanku main ke rumahnya, harus pulang malam. Jarak dari rumah temanku kemari lumayan jauh, maka aku harus naik angkot. Angkot itu kosong, hanya ada sopirdanseorang penumpang lelaki. Aku tak curiga, kalau penumpang itudan sopirangkot berteman. Begitu aku naik, si penumpang langsung menutup mengunci pintu angkot. Aku ingin berteriak minta tolong, namun dia mengancam akan membunuhku, kalau aku berteriak…”
Dengan berlinang air mata, Tias pun mengisahkan kemalangan yang menimpa dirinya. Sementara Rian dengan wajah menggambarkan emosi dan kemarahan, berusaha mendengarkannya.
Sopir angkot itu kemudian membawa mobilnya dimana Tias berada ke tempat yang sangat sepi. Kemudian dengan masih terus mengancam Tias, kedua lelaki durjana itu pun bergantian memperkosa Tias. Lalu setelah puas, keduanya menurunkan Tias dan meninggalkannya begitu saja
“Bajingan!” desis Rian tanpa sadar. ”Apa mereka sudah tertangkap?”
“Sudah, namun begitu, luka hatiku tak akan pernah sembuh. Apalagi setelah aku tahu, kalau akibat  perbuatan mereka, aku mengandung. Ingin rasanya akumati bunuh diri saja. Namun kalauaku mati, bagaimana dengan ibu? Maka dengan berusaha menanggung aib dan derita, aku berusaha untuk tetap hidup sampai sekarang. Aku  sudah berusaha menggugurkan bayi dalam kandunganku, namun segala usahaku sia-sia. Dia tetap lahir ke dunia ini…”

Konflikasi            : ada pada halaman 79 bagian  9 yang isinya begitu sampai di rumah, dengan wajah murung ayah dan ibu Rian menghempaskan tubuhnya di sofa ruang keluarga. Keduanya tampak terdiam dengan pikiran yang berkecamuk tak menentu, setelah mereka tahu kalau Tias yang semula hendak mereka jodohkan dengan Rian, ternyata sudah punya anak.
“Jadi Tias yang mama maksud?” tanya Rian. “Coba mama dari pertama ngomong kalau Tias adalah gadis yang mama maksud, kan kita tidak perlu ribut…”
“Sebaiknya kamu akhiri hubunganmu denganTias” kata ibu Rian.
“Maksud mama?” tanya Rian tak mengerti.
“Mama tidak setuju kamu berhubungan dengannya.”
“Kenapa? Mama ini aneh deh. Tadi ngotot mau menjodohkan Rian dengan Tias. Kenapa kini tiba-tiba sikap Mama jadi berubah? Kenapa, Ma?”
“Tanpa mama kasih tahu, semestinya kamu sudah tahu alasannya, Rian. Kamu kan sudah dewasa, sudah tamat SMA.”
“Karena Tias sudah punya anak?”
“Ya!”
“Apa salahnya, Ma?”
“Jelas salah, Rian.”
“Katakan kesalahan Tias dimana? Kenapa pandangan mamayang semula baik dan bahkan memujinnya, tiba-tiba berubah seratus delapan puluh derajat?” tanya Rian. “Bukankah mama punya hutang budi kepadanya? Dan bukankah mama ingin membalas hutang budi mama kepadanya?”
“Ya, semula mama memang ingin kamu dengannya. Tapi waktu waktu itu mama tidak tahu kalau dia sudah beranak.”
“Apa yang terjadi pada Tias, bukan kesalahannya, Ma.”
“Mama puntidak menyalahkannya, Rian. Mama tahu dia memang gadis baik. Tapi ya Tuahan… apa nanti kata keluarga mama dan keluarga papamu, kalau sampai mereka tahu kamu berhubungan dengan gadis yang sudah punya anak? Mama tidakbisa membayangkan bagaimana sikap keluarga kita jika hal itu terjadi, Rian…”
“Persetan dengan pandangan orang, Ma. Di mata Rian, Tias adalah gadis yang baik. Apa yang terjadi padanya, bukan kesalahannya. Dia pun selama ini tersiksa, Ma. Sebab karena perbuatankedua lelaki bajingan itu, Tias harus kehilangan masa depannya. Dia tidak bisa meneruskansekolahny. Dia dikucilkan oleh para tetangganya dan juga orang lain. Kenapa kita harus ikut-ikutan mengucilkannya?”
“Cukup, Rian. Cukup…!” tegas ibu Rian. “Sekali mama bilang tidak ya tidak!”
Klimaks                                : halaman 86 pada bagian 9 yang isinya,
“Coba kamu lihat siapa yang dating,” kata ayah Seno.
Seno pun menurut. Segera dia bangun dariduduknya, kemudian melangkah ke ruang tamu untuk melihat siapa yang dating berkunjung ke rumahnya malam-malam begini. Dan Seno pun seketika dibuat tertegun bagai melihat hantu, ketika dia tahu siapa yang datang berkunjung ke rumahnya mala mini.
“Rian…”
“Malam, Seno.”
“Malam. Baru saja kami membicarakan kamu…”
“Oh ya?”
“Ya. Papa ama mama aja masih ngobrol di ruang tengah.”
Rianto mengangguk.
“Dari mana kamu?”
“Dari rumah.”
“Wajah kamu kusut. Ada apa?”
“Nanti aku certain. Boleh aku masuk?”
“Pakai nanya. Apa selama ini aku ama keluarga aku pernah ngelarang kamu masuk ke rumah?” goda Seno sembari tersenyum.
Rianto pun melangkah masuk. Kemudian duduk di ruang tamu.
“Ayo kita ke kamar aku,” ajak Seno.
Rianto pun menerut. Dia bangun dari duduknya, kemudian mengikuti Seno melangkah ke ruang dalam.
“Malam, Om, Tante…?” sapa Rianto saat bertemu dengan ayah dan ibunya Seno.
“Malam, Rian. Hei, tumben malam-malam kemari?” tanya ayah Seno.
“Iya, Om.”
“Ada masalah?”
“Tidak, Tante.”
“Jangan berbohong, Rian. Itu tidak baik…” kata ibu Seno. “Dari wajahmu, tante bisa tahu kalau kamu sedang punya masalah. Katakan pada Tante dan Om, ada apa sehingga kamu malam-malam kemari?”
“Biasa, Tante…”
“Biasa bagaimana?” tanya ibu Seno.
“Kamu sudah ijin sama papa dan mamamu?” tanya ayah Seno.
Rianto tak menyahut.
“Kamu kabur dari rumah, ya ?” duga ibu Seno.
Rianto mengangguk.
“Ada apa?”
“Saya rebut sama mama, Tante.”
“Kenapa memangnya?”
“Ayo duduk disini,” ajak ayah Seno.
Rianto pun menurut duduk, diikuti oleh Seno yang duduk disampingnya.
“Ceritakan pada Om dan Tante, ada masalah apa sehingga kamu rebut sama mamamu dan kabur dari rumah?” pinta ayah Seno.
Dengan wajah murung sembari menundukkan kepala, Rianto pun menceritakan apa yang terjadi pada kedua orang tua Seno yang mendengarkannya dengan seksama. Kemudian kedua orangtua Seno tampak manggut-manggut setelah mendengarkan penuturan Rianto.
“Jadi itu masalahnya?”
“Iya, Om.”
“Jadi gadis cantik itu sudah punya anak?” tanya Seno.
Rianto mengangguk.
“Wuah…”
“Wuah kenapa?”
“Tidak apa-apa. Aku Cuma tidak nyangka aja…”
“Kenapa? Kamu juga mau nyalahin aku?”
“Ah, tidak. Siapa bilang…?”
“Sudah… sudah… kenapa jadi kalian berdua yang rebut?” tegur ayah Seno.
Rianto dan Seno pun terdiam.
“Rian…”
“Ya, Tante…?”
“Menurut dugaan Tante, mungkin mamamu punya pertimbangan dan penilaian lain, sehingga mamamu tidak menyetujui kamu berhubungan dengan gadis itu,” kata ibu Seno.
“Pertimbangan dan penilaian apa, Tante? Sudah jelas Tia situ anak baik. Bahkan mama juga sudh mengenalnya sebelum Rian kenal…”
“Ya, menurutmu begitu. Tapi menurut penilaian mamamu kan beda. Apalagi seperti yang kamu ceritakan, Tias sudah punya anak…”
“Tapi itu bukan salahnya, Tante.”
“Ya, Tante tahu…” jawab ibu Seno. ”Tapi bagaimanapun juga, Tante tidak bisa menyalahkan mamamu. Misalnya Tante yang jadi mamamu,Tante pun akan bersikap sama seperti mamamu. Orangtua mana yang mau anaknya pacaran dengan gadis yang sudah punya anak? Apa nanti kata sanak keluarga, jika mereka tahu kalau keluarga mereka menikahi wanita yang tidak jelas statusnya. Dibilang belum menikah, tetapi sudah punya anak. Dibilang sudah menikah, tapi suaminya tak ada.”
“Rian tidak perduli apa penilaian orang, Tante. Rian mencintainya, dan Rian tahu kalau kalu Tias gadis baik-baik. Tidak ada seorang pun yang ingin mengalami hal seperti yang dialami oleh Tias, Tante…”

Resolusi               : halaman 123 pada bagian 15 yang isinya, “Tenanglah, Ma. Mama harus istirahat, jangan bergerak dulu…” kemudian ayah Rian pun menceritakansemua pada istrinya. Mengenai keadaan istrinya yang kritis karena kekurangan darah. Mengenai bagaimana dia dengan cemas berusaha mencari darah ke PMI dan rumah sakit lain, namun tak ada satu pun rumah sakit yang memiliki stok persediaan darah yang golongannya sama dengan golongan darah istrinya. ”Papa hampir putus asa, Ma. Saat itu Tias datang. Dia sangat mencemaskan mama. Bahkan begitu melihat keadaan mama, Tias menangis. Lalu ketika papa menceritakan kalu mama membutuhkan tambahan darah, Tias bertanya apa golongan darah mama. Lalu papa jawab golongan darah mama O positive. Dan ternyata, golongan darah Tias juga O positive. Dia kemudian meminta dokter untuk mengambil darahnya agar bisa menyelamatkan nyawa mama. Dan itulah yang terjadi. Karena darahnya, mama selamat. Bukan itu saja. Selama mama dirawat disini, Tias yang senantiasa menjaga mama. Dia selalu menjalankan sholat sembari memohon kepada Tuhan agar mama disembuhkan…”
“Ohhh…” ibu Rianto mengeluh. “Dua kali dia menyelamatkan nyawa mama, Pa.”
“Ya.”
“Hatinya begitu tulus dan luhur.”
“Iya,Ma.”
“Panggil dia, Pa. Mama ingin bicara dengannya.”
“Baik, Ma.”
Ayah Rian pun beranjak keluar untuk menemui Tias. Tidak lama kemudian, ayah Rian kembali masuk, kali ini dia bersama dengan Tias.
“Tias…”
“Saya, Bu…”
“Kemarilah sayang…”
“Ibu…” Tias tak mampu lagi membendung keharuannya demi mendengar ibu Rian memanggilnya dengan saying.
“Maafkan sikap ibu ya?”
“Ibu jangan berkata seperti itu. Ibu tidak bersalah. Anisalah yang semestinya meminta maaf pada ibu…”
“Tidak, Nak. Tidak… kamu anak baik. Hatimu luhur dan bersih… dua kali kamumenyelamatkan nyawa ibu. Entah bagaimana ibu bisa membalas semua kebaikanmu, Nak…”
“Jangan berkata seperti itu, Bu. Bagi Tias, ibu sudah tias anggap ibu Tias sendiri. Jadi sudah sepantasnya sebagai seorang anak Tias berkorban. Jangankan hanya seperti itu, meski nyawa Tias dipertaruhkan pun, Tias akan rela, Bu…”
“Oh, Nak…” ibu Rian memeluk Tias yang membalasnya dengan penuh keharuan. Sehingga untuk beberapa saat, keduanya saling berepluk tangis.
Pada saat itu, dari pintu muncu; Rian.
“Mama…”
“Rian…”
“Mama…” Rian segera menghampiri ranjang dimana ibunya berada. “Maafkan Rian, Ma. Karena Rian, mama jadi begini. Maafkan Rian, Ma. Ampuni Rian…”
“Mama sudah memaafkanmu, sayang. Mama juga merestui hubungamu dengan Tias. Tapi mama minta kamu janji…”
“Apa, Ma?”
“Kamu harus mencintai dan menyayangi Tias dengan sepenuh hati”
“Rian janji, Ma.”
“Kamu dari mana saja selama ini?”
“Rian di rumah teman, Ma.”
“Tapi, bukankah kamu naik bus ke Brebes?”
“Mulanya Rian memang mau ke Brebes. Namun Rian urungkan. Rian kemudian turun dan naik taksi ke rumah Seno…”
“Jadi, selama ini kamu di rumah Seno?”
“Iya, Pa.”
“Keterlaluan! Kenapa papanya Seno tidak kasih tahu sma papa?” omel ayah Rian. “Lihat saja besok, akan kutegur dia!”
“Jangan, Pa…”
“Kenapa?”
“Rian yang minta papanya Seno agar jangan ngasih tahu sama papa kalauRian ada di rumahnya.”
“Itu sebuah kesalahan.”
“Kalau papa mau menghukum, hukum saja Rian.”
“Baik kalau itu maumu. Papa akan menghukummu.”
“Apa hukumannya, Pa?”
“Kamu belum boleh menikahi Tias, sebelum kamu menyelesaikan pendidikanmu diAKABRI.”
Rian melongo bengong, kemudian memandang kea rah Tias. Yang dipandangcuma tersenyum-senyum.
Sore yang cerah dan indah, semakin bertambah indah dengan cinta yang ada diantara mereka.

SUDUT PANDANG
Orang ketiga tunggal yang artinya penulis ada diluar cerita tidak terlibat dalam cerita. Penulis juga  menampilkan para tokoh dengan menyebut namanya atau kata ganti “dia”. Bukti pendukung salah satunya ada pada halaman 28 bagian 3
Apa yang dirasakan oleh Rian, sebenarnya dialami pula oleh gadis cantik itu. Entah mengapa, sejak bertemu dengan Rian, perasaannya jadi senantiasa gelisah tak menentu. Ingin rasanya dia melupakan bayangan pemuda itu, namun semakin kuat dia berusaha melupakan, semakin kuat pula bayangan wajah Rian mencengkeram jiwanya.
“Ini tidak mungkin…” desah gadis cantik itu. “Tapi, kenapa aku tidak bisa melupakannya? Kenapa?”
BAHASA
Bahasa yang dipakai di novel ini adalah bahasa indonesia tidak baku karena ada kata-kata seperti yang dibawah ini :
1.       Ama                                       : sama  
2.       Oh my god                          : bahasa inggris
3.       Manggut-manggut          : mengangguk
4.       Aja                                         : saja
5.       Bokap                                   : bapak / ayah
SETTING
Bermacam-macam dilihat dari konflik dan kejadian yang dialami para tokoh dalam cerita salah satunya yaitu ;
1.       Setting tempat
Ada pada halaman 73, paragraf 1, bagian 8.
Rian terperangah, begitu tahu kalau rumah yang hendak dituju mereka adalah rumah Tias. Oh my god. Ternyata gadis yang dimaksud mama adalah Tias. Ya Tuhan, kalau saja aku tahu kalau gadis yang dijodohkan ama aku Tias, tidakmungkin aku menolak dan harus rebut sama mama. Maafin Rian, Ma. Desah Rian dalam hati.
“Itu rumahnya, Pa,” kata ibu Rian sembari menunjuk ke rumah Tias.
“Ohhh…” ayah Rian pun menghentikan mobilnya.” Ayo kita turun…”
2.       Setting waktu
Ada pada halaman 61, paragraf 2, bagian 6.
Setelah menempuh perjalanan sekitar sepuluh menit dari took pakaian dan mainan anak-anak, Rian pun tiba di rumah Tias. Segera dia mematikan mesin sepeda motornya, menguncinya, lalu turun dan melangkah ke pintu rumah itu.
3.       Setting suasana
Ada pada halaman 5, paragraph 1, bagian 1.
Siang dengan panasnya yang terik, tidak mampu mencegah lima orang anak muda yang masih mengenakan seragam SMA kebut-kebutan di jalan raya dengan sepeda motor mereka.


KRITIK
1.       Halaman 7 tidak cocok dengan, halaman 4 mengenai jumlah teman Rian.
c.       Halaman 7           : “sambut Rian setuju. Kemudian dia pun mengajak ketiga temannya menuju ke lantai tiga mall, dimana terdapat restoran siap saji.
d.      Halaman 5           : “Siang dengan panasnya yang terik, tidak mampu mencegah lima orang anak muda yang masih mengenakan seragam SMA kebut-kebutan di jalan raya dengan sepeda motor mereka.
e.      Penyelesain       : yang saya tangkap di cerita ini jumlah teman Rian hanya ada 3 bukan empat karena namanya hanya tercantum 3 nama yaitu, Andri, Rudi, dan Seno. Tidak sesuai dengan yang ada pada halaman 5 yang menyatakan 5 orang anak muda yang seharusnya dituliskan 4 orang anak muda.
2.       Halaman 22 kalimat yang tidak sesuai.
f.        Aku ingin sendiri, dan aku harap kamu berdua mengerti perasaan aku,” kata Rian kepada ketiga temannya.

KELEBIHAN NOVEL
Bahasanya mudah dipahami.alur ceritanya mudah dimengerti. Pembaca seakan ikut berimajinasi ketika membaca novel ini.

KEKURANGAN NOVEL
Terjadi kalimat yang berselisih dengan kalimat lain seperti seperti kritik yang saya sampaikan diatas.

AMANAT
1.   Perbedaan itu bukan menjadi penghalang, untuk menjalin suatu hubungan kekerabatan. Namun perbedaan itu bisa menjadi pelengkap.
2.       Masa lalu biarlah berlalu, jalanilah masa sekarang dan siapkan diri untuk menuju masa depan yang lebih baik.
3.       Kejarlah dan yakinlah dengan apa yang engkau yakini, selagi hal itu masih di jalan yang benar.

Terima Kasih
               

4 komentar:

  1. ini hasil resensi sendiri. membaca teruslah membaca

    BalasHapus
  2. Inalilahi wainalilahi rojiun
    R.I.P FREDY SISWANTO
    Sat, January, 24 2015 - 16:00 WIB
    One of the best novelist in Indonesia

    I know I have to let you go, how do I will, I dont know
    I know This is your time to die, what I don't know is how to say good bye
    May you Rest in Peace Papa

    BalasHapus
  3. i love this novel, could you save it as pdf?

    BalasHapus
  4. Caesars Palace - Dr. Maryland
    Our Hospitality Directory features a wealth 고양 출장안마 of local entertainment and premier dining in a 서울특별 출장마사지 world that is full of entertainment, dining, 수원 출장마사지 shopping, Check In: 상주 출장샵 4:00 p.m.Phone 나주 출장샵 Number: 1-800-426-6000

    BalasHapus